Merekonstruksi Minat Baca di
Kalangan Anak-Anak
Membaca merupakan salah satu skill kehidupan yang
dimiliki manusia. Bahkan merupakan kemampuan yang sangat fundamental namun
vital bagi kehidupan kita. Karena esensi dari kita membaca adalah untuk
mendapatkan pesan yang terkandung di dalam suatu tulisan (Tarigan, 1984:7). Sehingga ada
kecenderungan apabila seseorang rajin membaca, maka akan semakin tinggi
wawasannya. Menjadi hal yang wajar ketika pada akhirnya peringkat minat membaca
didominasi oleh negara-negara maju, karena dengan pengetahuan yang apik dari
warga negaranya membuat status negara tersebut semakin baik dan untuk
mendapatkan pengetahuan, maka mereka sangat giat untuk membaca dari berbagai
macam sumber. Tidak hanya pengetahuan saja yang bisa didapat dari membaca.
Tetapi ada berbagai manfaat lain yang juga penting bagi kita seperti yang
digambarkan pada infografis di bawah ini.
Lalu bagaimana dengan
posisi Indonesia dalam daftar minat baca sedunia? Cukup miris ketika mengetahui
peringkat negeri kita tercinta ini. Karena Indonesia hanya berada di peringkat
60 dari total 61 negara menurut Central Connecticut State University[1].
Alias hanya lebih baik dari Bostwana satu peringkat dan persis di bawah
Thailand. Tentu ini bukanlah masalah yang sepele, karena untuk membangun bangsa
ini sangat diperlukan sumber daya manusia yang handal. Jika peringkat
literasinya saja masih paling akhir, akan sulit membayangkan untuk bisa merubah
status Indonesia dari negara berkembang menjadi negara maju di masa depan.
Memilukan bukan, mengetahui Indonesia menempati
peringkat kedua terbawah sedunia? Tetapi, apa sih yang menjadi penyebab dari
buruknya tingkat literasi di Indonesia? Lewat infografis di bawah ini saya
perlihatkan faktor-faktor utamanya.
Dari berbagai sumber yang saya baca, terdapat 6
sebab rendahnya minat baca khususnya di kalangan anak-anak yang seringkali saya
temui. Faktor keluarga menjadi peran sentral dari rendahnya minat baca. Jika
pada keluarga tersebut tidak mengajarkan atau membudayakan kegiatan membaca,
maka anak-anak juga tidak memiliki niat atau keinginan untuk membaca. Walaupun
berada di lingkungan yang kondusif untuk menumbuhkan minat membaca, tetapi jika
bahan bacaan kurang menarik perhatian anak-anak, maka mereka juga akan
kehilangan semangat untuk membaca. Karena mereka merasa bosan. Membaca bisa menjadi
kegiatan yang menyenangkan jika hal
tersebut dapat menghibur (sambil menyerap pengetahuan) anak-anak. Bacaan yang
tepat bisa berupa majalah bewarna dan bergambar yang unik sehingga dapat menarik
perhatian bagi anak-anak.
Faktor ketiga dan keempat cukup berkaitan, terutama
bagi para orang tua yang cukup direpotkan untuk memenuhi kebutuhan hidup
keluarganya sehingga tidak terlintas untuk menyediakan bahan bacaan bagi anak
mereka. Untuk menyiasatinya, para orang tua biasanya membawa anaknya berkunjung
ke perpustakaan di sekitar kediamannya atau juga memanfaatkan jasa perpustakaan
keliling. Tetapi, karena adanya keterbatasan dari jumlah perpustakaan sehingga
cakupan wilayah yang dapat dijangkau oleh masyarakat semakin sempit.
Faktor berikutnya adalah gangguan dari gadget yang
memiliki fitur-fitur menyenangkan seperti game, youtube dan lain-lain.
Sehingga, jika anak sudah terlanjur mania dengan game, maka akan sulit
mengarahkannya untuk membaca buku. Terkadang, sang anak sampai bisa lupa waktu
jika sudah kecanduan main game. Sehingga waktu luangnya untuk membaca buku
malah habis digunakan untuk berinteraksi dengan gadgetnya.
Membangun Minat
dan Budaya Baca
Sebelum kita membahas cara-cara untuk membangun
minat baca di kalangan anak-anak, kita perlu tahu apa yang dimaksud dengan
minat dan budaya baca.
Minat baca adalah keinginan hati dari seseorang
terhadap suatu bacaan. Lalu budaya baca adalah tindakan seseorang untuk membaca
secara rutin dan berkelanjutan.
Berarti, budaya baca bisa muncul jika minat baca
sudah ada terlebih dahulu. Jika anak tidak memiliki minat untuk membaca buku,
maka mustahil jika anak itu memiliki budaya baca. Sebaliknya, jika anak sangat
antusias ketika membaca buku, maka para orang tua hanya butuh untuk
mempertahankan hal ini sampai di dalam diri anak sudah tumbuh budaya membaca.
Sehingga, yang menjadi fokus saya dalam pembahasan
ini adalah bagaimana untuk menumbuhkan minat baca.
Saya menyimpulkan terdapat 5 langkah dari berbagai sumber
yang dijadikan referensi. Lingkungan keluarga menjadi pondasi utama untuk
meningkatkan minat baca di dalam diri anak. Orang tua dapat membiasakan anaknya
untuk rutin membaca berbagai macam jenis bacaan. Jika orang tua selalu menanamkan
kegiatan ini, maka anaknya akan memiliki kecenderungan untuk rajin membaca di
kemudian hari.
Dalam usaha para orang tua untuk menumbuhkan minat
baca di dalam diri sang buah hati, maka perlu diperhatikan pula jenis bacaan
yang disukai atau tidak disukai oleh sang anak. Sehingga orang tua bisa
menghindari rasa bosan anak ketika membaca dan dikhawatirkan bisa memadamkan minat
bacanya dan dengan bacaan yang tepat, maka minat baca anak akan semakin
meningkat seiring dengan banyaknya bahan bacaan yang menjadikannya gembira.
Ketika keluarga sedang mengarahkan anak-anaknya
untuk membaca, maka sebisa mungkin untuk menjauhkan hal-hal yang mengganggu
kegiatan mereka. Seperti televisi ataupun gadget yang juga menyediakan hiburan.
Karena itu memiliki potensi untuk membuat anak-anak meninggalkan buku dan beralih
untuk menonton atau bermain gadget.
Setelah dirasa memiliki minat baca yang baik, maka
orang tua bisa mengikutkan anaknya untuk mengikuti berbagai acara yang diadakan
oleh komunitas yang concern dengan
masalah literasi ataupun lembaga yang lain. Hal ini ditujukan untuk menghindari
kepenatan si anak karena hanya membaca di dalam lingkungan rumah atau sekolah
saja. Selain itu, di dalam berbagai kegiatan tersebut diadakan berbagai macam games maupun lomba. Tentu ini akan
menjadi daya tarik bagi sang anak bahwa dari kebiasaan sederhana yang diajarkan
keluarganya bisa membawanya untuk mengenal teman-teman yang memiliki minat yang
sama dan juga prestasi dari memenangkan lomba-lomba tersebut.
Ketika para orang tua berhasil melalui berbagai
tahapan ini (tidak mesti lima tahapan, bisa divariasikan tergantung kondisi
anak masing-masing) dan dilakukan secara rutin, maka boleh dikatakan jika orang
tua berhasil menanamkan budaya baca kepada si anak. Lalu apa keuntungan apabila
banyak generasi muda yang memiliki budaya baca?
Saat ini kita sedang hidup di masa pengetahuan
menjadi penggerak utama peradaban dunia. Makin kesini, teknologi yang semakin
canggih ditemukan untuk semakin memudahkan aktifitas manusia. Selain teknologi,
inovasi menjadi tuntutan yang besar bagi para manusia guna mengembangkan ilmu
pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu. Kedua hal tersebut bisa di dapatkan
jika memiliki wawasan yang luas. Untuk mendapatkannya, maka kita harus rajin
membaca. Pada akhirnya, generasi yang ditempa untuk memiliki minat dan budaya
baca bisa membawa bangsa ini menjadi lebih baik lagi dengan pengetahuan yang
didapatkan dari membaca.
Daftar Referensi
Doman,
Glenn, How to Teach Your Baby to Read (1991)
http://health.detik.com/read/2012/06/19/132553/1945012/1301/7-cara-meningkatkan-minat-baca-pada-anak
[1]http://edukasi.kompas.com/read/2016/08/29/07175131/minat.baca.indonesia.ada.di.urutan.ke-60.dunia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar