Manusia,
untuk bisa mempertahankan kelangsungan hidupnya di dunia ini pasti akan sangat
tergantung dengan kondisi lingkungan yang ada disekitarnya. Namun, kondisi
lingkungan juga akan sangat bergantung dengan bagaimana perbuatan dan sikap
manusia. Lihat bagaimana terjadinya kebakaran hutan yang terjadi di beberapa
titik hutan di Sumatera dan juga Kalimantan. Walaupun terdapat faktor alam yang
menyertainya (karena terjadi dalam musim panas), tetapi manusia yang tak
bermoral-lah yang memiliki peran besar dalam bencana kebakaran hutan tersebut.
Kemudian, dari alam jugalah semua sumber kehidupan manusia dapat dipenuhi. Mulai
dari kebutuhan pokok seperti pangan, sandang dan papan, hingga untuk memenuhi
kebutuhan tersier manusia seperti perhiasan, kendaraan atau bisa juga bangunan landmark (untuk menandakan superioritas
suatu negara). Sehingga akibat dari itu, maka alam kemudian akan dieksploitasi
besar-besaran guna memenuhi kebutuhan (dan juga keegoisan?) manusia itu sendiri.
Apakah alam
memiliki kemampuan untuk memuaskan kebutuhan (dan juga keinginan) manusia yang
tidak terbatas? Tentu tidak (oleh karena latar belakang itu muncul lah ilmu
ekonomi), karena disaat populasi manusia bertambah (yang mengakibatkan
bertambahnya pula kebutuhannya pada alam sehingga eksploitasi alam semakin
gencar) jumlah kuantitas (barang) yang alam sediakan tidaklah bertambah, malah
berkurang akibat eksploitasi tersebut. Pilihannya ada dua. Pertama, kurangi
eksploitasi alam. Kedua, temukan sumber daya alternatif untuk mengurangi
ketergantungan dari penggunaan sumber
daya alam tersebut.
Pertanyaannya,
solusi yang manakah yang dapat (atau bisa diaplikasikan) bagi Indonesia (dan
untuk umat manusia secara keseluruhan sebagai manajer alam)?
Efek Pertumbuhan Ekonomi serta Penduduk dengan
Lingkungan
Dengan
kecenderungan penduduk di bumi (dan Indonesia) yang terus bertambah, maka hal
ini juga sedikit banyak akan menandakan bahwa kebutuhan manusia yang berasal
dari alam juga meningkat, maka dapat dipastikan bahwa manusia sulit untuk
menahan diri untuk mengeksploitasi alam.
Indonesia
berada di posisi ke-empat dalam hal jumlah penduduk terbanyak di dunia juga
pasti akan terjebak dalam dilemma antara menjaga ketersediaan sumber daya alam
dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Karena bagaimanapun, sejak era VOC
berdagang di masa penjajahan, pola ekonomi Indonesia tetaplah mengandalkan
ekspor barang-barang mentah yang langsung diambil dari bumi Indonesia. Mari
kita lihat total ekspor SDA negara Indonesia dalam beberapa waktu belakangan.
Dari tabel yang saya olah dengan
menggunakan data dari Badan Pusat Statistik menunjukan bahwa jika total ekspor
batu bara di Indonesia dari tahun 2002 hingga 2013 yang terus mengalami
peningkatan setiap tahunnya.
Masih
berdasarkan sumber yang sama, hal yang relatif tidak jauh berbeda juga
ditunjukan oleh jumlah ekspor kelapa sawit kepada negara-negara luar. Walaupun
sempat mengalami penurunan sedikit di tahun 2011, namun setelah itu ekspor CPO
ke LN semakin melejit.
Kemudian
yang terakhir, saya menyajikan data ekspor karet sejak dari tahun 2000 hingga
2013. Nampak tidak ada peningkatan yang eksponensial dari total ekspor karet ke
luar negeri. Tetapi jika dilihat dari arah pergerakan chart, bahwa tetap
terjadi peningkatan jumlah ekspor yang berarti menandakan bahwa eksploitasi
hasil sumber daya alam yang juga makin meningkat kecenderungannya.
Memang,
kenyataannya sulit bagi negara (terutama negara berkembang) untuk menahan diri
dalam mengeksploitasi sumber daya alam yang dihasilkan oleh negaranya. Karena
bagaimanapun negara berkembang membutuhkan pemasukan dari hasil ekspor impor
guna meningkatkan pertumbuhan ekonominya, disamping mereka belum bisa
memproduksi barang-barang jadi yang tentu secara nilai akan lebih tinggi
harganya jika dibandingkan dengan mengekspor barang mentah.
Namun,
sedikit renungan dari saya.
Jika air
yang kita manfaatkan untuk minum semakin menghitam karena limbah,
Jika tanah
yang kita duduki tidak mampu menghasilkan pangan,
Jika udara
yang kita hirup hanyalah asap-asap pabrik,
Lantas,
apakah kita bisa meminum, memakan, atau menghirup uang untuk memenuhi kebutuhan
kita semua?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar